Pandawa News TIME | Padang - Produksi sampah warga Kota Padang cukup besar. Dalam sehari mencapai 640 ton. Sampah itu diantar dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin.
Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan, sampah yang terus datang setiap harinya di Air Dingin, membuat TPA penuh sesak. Hendri Septa memprediksi, TPA tidak akan mampu menampung sampah sebanyak itu dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
Wali Kota melihat, keberadaan bank sampah mampu meminimaliisir datangnya sampah ke TPA. Menurutnya, puluhan bank sampah yang ada di Padang membuat timbulan sampah di TPA berkurang hampir seratus ton.
“Diprediksi tahun 2026 nanti TPA Air Dingin penuh,” katanya.
Dalam kurun waktu dua tahun ke depan, perlu upaya Pemerintah Kota Padang untuk meminimalisir sampah ke TPA. Salah satu upaya yang tengah dilakukan yakni Refuse Derived Fuel (RDF). Dimana nantinya sampah yang ada di TPA Air Dingin diolah menjadi bahan bakar.
“Akan tetapi RDF itu baru dapat beroperasi pada akhir tahun 2024 nanti, pertanyaannya, bagaimana setahun ke depan, tentu sampah akan terus menumpuk di TPA Air Dingin,” ujar Hendri Septa.
Mengatasi tumpukan sampah yang menggunung, Wako mengajak seluruh warga untuk mengelola sampah dimulai dari rumah sendiri. Kemudian, Hendri Septa mengimbau kepada seluruh lurah dan camat yang hadir untuk mensosialisasikan kepada warga penting dan perlunya dibentuk bank sampah.
“Ke depan setiap RW ada satu bank sampah, nanti warga yang menjadi nasabahnya,” sebut Hendri Septa.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon menuturkan, 40 ton dalam sehari, sampah di Padang tidak dikelola. Sampah ini terpediarkan dan menimbulkan bau serta berefek seperti menjadi penyumbang banjir dan lainnya.
Melihat kondisi sampah di Padang, Mairizon tergerak hati untuk mendatangkan Direktur BSI Pancadaya yang juga Ketua Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Mina Dewi Sukmawati. Direktur bank sampah itu sempat bertemu dengan Wali Kota Padang saat melakukan berkantor sehari di Kecamatan Kuranji beberapa hari lalu.
“Kita ingin mengetahui bagaimana mengelola sampah yang baik,”’ ujarnya di depan peserta sosialisasi.
Direktur BSI Pancadaya yang juga Ketua Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Mina Dewi Sukmawati dalam paparannya menyebutkan, kehadiran bank sampah dibutuhkan masyarakat. Karena bank sampah dekat dengan sumber sampah.
“Apalagi bank sampah dapat mengukur pengurangan sampah, datanya juga akurat,” jelasnya.
Dirinya menyebut bahwa sampai saat ini bank sampah yang ada di Padang berjumlah 46 unit. Nasabah paling banyak terdapat di Kuranji dan Koto Tangah.
“Kita berharap setiap KK terdaftar di bank sampah RW, nantinya, Forsepsi bersedia mendampingi tiap kecamatan dan kelurahan dalam pembentukan bank sampah,” ujarnya.
Sosialisasi itu dihadiri Asisten I Setdako Padang Edi Hasymi, perwakilan dari BWSS V, LKAAM Padang, Forum DAS Padang, Ombudsman Perwakilan Provinsi Sumbar, WALHI Sumbar, PT Pegadaian Area Padang, PSLH Universitas Andalas dan UNP, seluruh camat dan lurah di Padang. Dalam sosialisasi itu juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara Pemko dengan Forsepsi Padang tentang pengelolaan sampah. (al)
0 Komentar