Pandawa News TIME | Kementerian Pertanian memanfaatkan ajang PENAS Petani Nelayan XVI di Padang untuk menunjukkan secara langsung contoh Closed Loop kambing/domba dan Itik kepada pengunjung.
Closed-loop adalah suatu pendekatan pola peternakan terpadu dari hulu ke hilir untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan, meningkatkan skala ekonomi dan pendapatan petani, serta mampu meningkatkan produktivitas ternak.
“Ini contoh yang bagus untuk peternakan yang berorientasi agribisnis”, kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat meninjau lokasi percontohan Closed Loop Peternakan Kambing/Domba dan Itik di Area PENAS XVI Lapangan Udara Sutan Sjahrir Kota Padang.
“Saya harap ini bisa diterapkan di berbagai daerah dengan menggandeng perbankan dan swasta untuk pengembangannya”, imbuh Mentan SYL.
Pada kesempatan tersebut, Mentan SYL mengatakan, peternak tidak perlu khawatir jika ingin mengembangkan ternaknya. Menurutnya, Kementan saat ini telah menggandeng perbankan untuk memfasilitasi peternakan rakyat yang melakukan usaha pembibitan dan budidaya.
“Para peternak dapat ikut memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai upaya untuk penguatan akses pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam rangka meningkatkan kualitas bibit, akselerasi peningkatan populasi untuk meningkatkan produktifitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi daging nasional”, kata SYL.
“Silahkan gunakan KUR untuk mengembangkan usaha,” tandas SYL.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah mengatakan, pola Closed Loop merupakan salah satu langkah dalam adaptasi dan mitigasi risiko terhadap perubahan iklim dan antisipasi krisis pangan global.
“Ciri dari Closed Loop yang pertama adalah penerapan pengembangan peternakan dari Hulu hingga Hilir. Ciri kedua adalah berskala usaha dan yang ketiga adalah harus efisien,” jelas Nasrullah.
Nasrullah menjelaskan, kambing dan domba, serta itik adalah salah satu komoditas ekspor. Ia pun mengungkapkan kebutuhan ternak domba/kambing hidup dalam konteks keagamaan seperti pemenuhan aqiqah dan hewan qurban semakin meningkat. Di sisi lain potensi ekspor domba/kambing juga sangat tinggi.
“Saat ini kita telah ekspor produk olahan unggas ke beberapa negara. Kita juga telah bisa menembus ekspor daging ayam karkas, serta telur ayam konsumsi ke Singapura. Saat ini sedang proses audit untuk ekspor ke Uni Emirat Arab”, kata Nasrullah menjelaskan.
“Hal ini tentunya perlu dicontoh oleh Peternak lainnya agar lebih sukses lagi”, imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Agung Suganda bahwa ajang PENAS ini sangat bermanfaat untuk para petani dan peternak. Karena ada berbagai informasi yang dapat diakses oleh pengunjung dengan lebih mudah.
Menurut Agung, para pengunjung juga dapat melihat berbagai teknologi peternakan terbaru termasuk teknologi kandang ramah lingkungan, teknologi dan varian olahan pakan ternak, teknologi kesehatan hewan, teknologi pengolahan kotoran hewan, dan lain-lain.
“Di lokasi Close Loop kami juga menyelenggarakan berbagai demo seperti demo inseminasi buatan, demo pembuatan pakan, demo pembuatan pupuk organic dan lain lain. Peternak juga dapat berkonsultasi serta mengikuti bimtek singkat dengan trainer terlatih,” jelas Agung.
Agung juga mengatakan, bahan-bahan dan teknologi yang digunakan dalam percontohan Closed Loop ini adalah bahan-bahan yang mudah didapat di masyarakat dan dengan harga yang relatif terjangkau tetapi dengan kualitas yang cukup bagus.
“Kami berharap melalui percontohan Pengembangan Agribisnis Closed Loop Kambing/Domba dan Itik ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi ajang temu usaha bagi para insan peternakan seluruh Indonesia untuk melakukan konsolidasi, jejaring kerjasama, serta tukar menukar informasi dalam pembangunan peternakan,” pungkasnya. (adpsb)
0 Komentar